Loading...

Monitoring dan Evaluasi PIPPK 2016 Kecamatan Batununggal

P
rogram yang di- lakukan oleh pemerintahan Kota Bandung mempunyai program unggulan, yaitu PIPPK (Program Inovasi Pemberdayaan Pembangunan Kewilayahan). Bisa dibilang ini merupakan program yang memberikan keleluasaan kepada pemerintahan di bawahnya, terutama di tingkat RW agar diberikan ruang kreatif untuk membangun wilayahnya. Adalah PIPPK yang memberikan desentralisasi yang sangat besar kepada masyarakat sampai ke tingkat grass root yaitu RW. Bagi Pak E, selaku Camat Batununggal memberikan perhatian khusus pada program PIPPK merupakan amanah yang harus bisa dirasakan oleh rakyatnya, sesuai dengan tujuan dari program tersebut. Oleh karena itu, Pak E melakukan terobosan dengan monitoring yang sangat detail. Pak E mengundang setiap jajaran di bawahnya, lurah, RW, LPM, Karang Taruna, dan PKK untuk bertemu membahas progres program PIPPK yang  telah dilakukan. Adalah Pak E yang memberikan kejutan pada saat diadakan monitoring pelaksanaan PIPPK 2016. Acara tersebut diadakan pada 30 September 2016, pada malam hari, pukul 19.00 bertempat di aula Kecamatan Batununggal. Pak E menegaskan bahwa program PIPPK merupakan sebuah program yang desentralisasi dengan melibatkan masyarakat. “Saya berharap program yang dititipkan kepada masyarakat ini, jangan sampai disalahgunakan, dan tidak terserap,” kata Pak E. Lebih lanjut Pak E menyatakan bahwa program ini merupakan bentuk kanyaah kepada masyarakat dari PIPPK, dan agar dapat dirasakan oleh masyarakat. Pada acara monitoring itu setiap RW diabsen satu persatu oleh Pak E secara langsung. Tidak sampai di situ saja, apabila ada RW atau lembaga LKK yang belum hadir supaya langsung ditelpon oleh rekannya agar hadir. Memang banyak yang datang mendadak setelah dipanggill dengan menggunakan HP oleh masing masing pengurus kelurahan. Pada monitoring tersebut diketahui bahwa serapan anggaran seKecamatan Batununggal mencapai 67,84%, dan yang terbaik dan terbesar penyerapannya adalah Kelurahan Samoja. Di harapkan pada bulan Oktober ini serapan Kecamatan Batununggal bisa mencapai 80% atau lebih. Tidak hanya itu, dengan adanya moni-toring dan evaluasi PIPPK ini kendala di lapangan menjadi terkuak. Selanjutnya diharapkan pelaksanaan program ini ke depan menjadi lebih baik lagi.
Berbagai hambatan yang ada dapat terinventarisir seperti, pejabat takut, raguragu, kurang transparan, keterbatasan SDM, kurangnya keterlibatan masyarakat, dan kurangnya koordinasi. Mudah mudahan kiat Pak E ini menjadikan semua komponen yang terlibat di Program PIPPK menjadi cambuk, agar melaksanakan program ini dengan baik sesuai aturan dan akhirnya masyarakat dapat merasakan manfaatnya dari program ini.
 
TOP